Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Sulit Dicapai, RI Harus Lakukan Ini

Anggie Ariesta, Jurnalis
Jum'at 10 Januari 2025 06:21 WIB
Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Sulit Dicapai, RI Harus Lakukan Ini (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTA - Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih tinggi dari rata-rata kawasan ASEAN. Namun, untuk mencapai ekonomi 8% seperti target Presiden Prabowo Subianto masih sulit dicapai dalam waktu dekat.
"Jadi terkait angka pertumbuhan 8%, saya sudah membahasnya panjang lebar. Saya berpikir bahwa angka tersebut adalah target yang menantang. Dalam beberapa hal, saya rasa idenya adalah untuk bergerak ke arah tersebut, daripada secara spesifik mengejar angka itu," ungkap Chief India and Indonesia Economist, HSBC Global Research, Pranjul Bhandari dalam Media Briefing HSBC di Jakarta, Kamis (9/1/2025).

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

1. Butuh Reformasi Struktural

Menurut Pranjul, dengan kebijakan fiskal dan stimulus moneter saja tidak cukup untuk mendorong pertumbuhan ke tingkat tersebut. Reformasi struktural akan sangat diperlukan, terutama untuk meningkatkan rantai nilai manufaktur dan memperluas hilirisasi.
"Indonesia telah berhasil beralih dari hanya menjadi eksportir bahan mentah menjadi menambah nilai dengan memproduksi produk logam dan menjualnya. Namun, Indonesia sekarang perlu naik ke tingkat rantai nilai yang lebih tinggi, seperti baterai kendaraan listrik (EV), kendaraan listrik (EV), dan juga berbagai barang konsumen, seperti alas kaki, furniture, mainan, dan produk lainnya yang sebenarnya sudah dijual ke AS dalam skala besar," jelas Pranjul.
Namun, dengan keadaan yang ada, menurut Pranjul butuh waktu untuk meningkatkan itu semua. Sehingga diversifikasi dan peningkatan rantai nilai manufaktur akan menjadi hal yang sangat penting jika Indonesia ingin mendekati target pertumbuhan 8%.

2. Ekonomi Kawasan ASEAN

Faktanya, Chief Investment Officer, Southeast Asia and ASEAN for Private Banking and Wealth Management HSBC, James Cheo memperkirakan pertumbuhan ekonomi di 6 besar negara ASEAN (ASEAN-6) akan mencapai 4,8% di tahun 2025.
Menurut James, angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN, yaitu 4,4%.
"Pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi dan investasi dalam negeri yang kuat. Sekitar 60% dari total ekonomi ASEAN berasal dari konsumsi masyarakat," kata James.

3. Ketidakpastian Global

HSBC Global Private Banking juga menilai hal tersebut diharapkan dapat mengurangi risiko penurunan ekspor di tengah ketidakpastian perdagangan global pada tahun 2025.
Apalagi, di ASEAN, negara-negara yang berhubungan kuat dengan ekspor teknologi terkait kecerdasan buatan (AI), akan menikmati siklus pertumbuhan teknologi global yang sedang berlangsung.
"Ekonomi ASEAN tetap menjadi penerima manfaat dan pergeseran arus perdagangan dan reorientasi rantai pasokan yang didorong oleh pembatasan perdagangan AS dan tarif pada Tiongkok," ujarnya.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya