JAKARTA - Radio Republik Indonesia (RRI) dikabarkan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sejumlah pegawai. PHK dilakukan imbas efisiensi anggaran yang diterapkan oleh Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Efisiensi anggaran dilakukan untuk memuluskan sejumlah program Prabowo Subianto salah satunya Makan Bergizi Gratis. Efisiensi anggaran dilakukan dengan memangkas alokasi anggaran di sejumlah Kementerian dan Lembaga.
Okezone sudah menghubungi Anggota Dewan Pengawas LPP RRI M Kusnaeni tapi belum dijawab hingga berita ini diturunkan. Namun, sumber Okezone menyebutkan bahwa kebijakan PHK di RRI benar adanya.
Kabar PHK ini dibenarkan oleh salah satu penyiar RRI Pro 2 Ternate dengan akun TikTok Aiinizzaa. Dia menyebut ada ratusan pegawai yang harus mengalami PHK imbas efisiensi anggaran.
"Untuk bapak Presiden, apa yang terjadi kepada kami beberapa hari belakangan ini sangat berat, ada ratusan pegawai di luar sana termasuk saya dan juga teman-teman saya harus merakan sesuatu yang tidak kami pikirkan ini akan terjadi kepada kami," kata dia dalam video yang dibagikan di akun TikToknya, Senin (10/2/2025).
Baginya yang sudah bekerja selama 11 tahun, keputusan perusahaan untuk melakukan PHK menjadi pukulan yang besar. Dia mengaku mengetahui jika efiensi anggaran ini untuk memuluskan program MBG. Namun, sangat disayangkan jika efisiensi ini justru berakibat PHK bagi sejumlah karyawan.
"Ketika pagi hari bapak berhasil memberikan makanan gratis dan bergizi untuk anak tapi ketika mereka pulang ke rumah mereka dapati orang tua mereka tidak bisa memberikan makan siang dan makan malam yang layak karena di PHK, harus dirumahkan karena efisiensi yang telah bapak lakukan," ucapnya.
Sebelumnya, salah satu instansi di Jakarta Pusat mengumpulkan PNS di ruangan-ruangan besar yang biasa dipakai untuk rapat, sementara sebagian lain diarahkan ke area semi-outdoor. Menurut Ina, yang meminta nama lengkapnya tidak disebutkan, ruang-ruang itu telah diubah dadakan jadi ruang kerja bersama untuk PNS eselon 3 ke bawah, yang diminta bekerja dari rumah dua hari dalam seminggu secara bergantian agar ruang-ruang yang ada muat menampung mereka.
Di ruang rapat, meja-meja berjejer rapi. Tak lupa, colokan dipasang di sana-sini agar memudahkan mereka mengisi daya laptop atau ponsel saat bekerja.
AC sentral gedung kantor sengaja dimatikan. Hanya AC split di ruang kerja bersama yang boleh menyala, itu pun dengan setelan suhu tak boleh lebih rendah dari 24 derajat Celsius.