"Namun begitu, dari sisi operasional, kita bisa mampu untuk mempertahankan kinerja operasional yang solid sebalik terus menjalankan program dan inisiatif strategi agar dapat menjaga profitabilitas secara konsolidasi," kata Emma.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyatakan, tahun 2024 merupakan tahun yang menantang bagi Pertamina. Mulai dari kondisi geopolitik yang bergejolak, fluktuasi harga minyak dunia yang menunjukkan tren penurunan dibandingkan tahun 2023 hingga adanya pelemahan nilai tukar rupiah.
"Namun, kita patut berbangga bahwa Pertamina mampu untuk menghadapi dinamika tersebut dan tetap menjaga kinerja perusahaan tetap positif," lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut, Simon menjelaskan Produksi migas Pertamina telah berhasil menembus 1 juta barel setara minyak, menjadikan Pertamina kontributor 69 persen minyak nasional dan 37 persen gas nasional. Dari sisi kilang, Pertamina juga berhasil menjadi kontributor utama produksi BBM nasional.
"Di tahun 2024 produksi migas terjaga solid di angka 1 juta barel setara minyak. Selain itu, produksi BBM Kilang Pertamina berhasil memenuhi 70 persen kebutuhan BBM nasional, bahkan kebutuhan avtur dan diesel 100 persen dipenuhi dari kilang domestik," tambahnya.
Pertamina juga memperkuat infrastruktur distribusi energi hingga saat ini lebih dari 15.000 Titik Retail BBM, 260.000 Titik Pangkalan LPG, 6.700 gerai Pertashop dan 573 lokasi BBM Satu Harga tersedia untuk menyalurkan energi ke seluruh pelosok negeri. Distribusi energi juga disokong pengoperasian 288 kapal. Dari sisi bisnis gas, Pertamina mengoperasikan lebih dari 33.000 Km pipa transmisi dan distribusi gas serta sekitar 820 ribu sambungan jargas.
Sedangkan dari sisi pengembangan bisnis terbarukan, Pertamina juga menjadi kontributor utama bisnis rendah karbon. Pertamina mengelola 13 wilayah kerja geothermal, PLTGU dan PLTS dengan total kapasitas 2.502,12 Megawatt. Pertamina juga memproduksi biofuel B35, Hydrotreated Vegetable Oil (HVO), Pertamax Green 95 dan proyek Used Cooking Oil (UCO) untuk Sustainable Aviation Fuel (SAF).
Pada tahun 2024, PT Pertamina juga menyumbang penerimaan negara sebesar Rp401,73 triliun, terdiri dari setoran pajak Rp275,7 triliun, PNBP Rp116,7 triliun, dan dividen Rp9,4 triliun.
(Taufik Fajar)