Peningkatan disposable income masyarakat diharapkan dapat segera menggerakkan belanja. Fithra menjelaskan bahwa secara empiris, stimulus yang fokus pada disposable income terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat, tanpa lag waktu yang lama.
Disposable income ini diberikan melalui; penebalan Bantuan Sosial (Bansos) senilai Rp11,9 triliun, menyasar 18,3 juta penerima manfaat dan bantuan subsidi upah (BSU) Rp300 ribu selama Juni-Juli kepada 17,3 juta pekerja dengan upah di bawah Rp3,5 juta, dengan total alokasi Rp10,72 triliun.
"Sehingga ini diharapkan dapat meningkatkan porsi belanja dari kelas pekerja tersebut terutama yang menengah ke bawah. Untuk 17,3 juta penerima manfaat dan besarnya Rp10,72 triliun," katanya.
Menjelang masa libur sekolah dan awal tahun ajaran baru periode Juni hingga Juli 2025, masyarakat dapat memanfaatkan beragam diskon pada moda transportasi yang didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp0,94 triliun. Menurut Sri Mulyani, kebijakan ini diharapkan mendorong perjalanan dalam negeri dan meningkatkan aktivitas ekonomi domestik.
“Ini tentu diharapkan dengan kegiatan anak-anak libur sekolah, mereka bisa meningkatkan kegiatan ekonomi di dalam negeri dengan melakukan perjalanan di dalam negeri. Maka diskon transportasi ini sifatnya menyeluruh kepada seluruh moda transportasi,” tutur Menkeu Sri Mulyani.
Secara rinci, diskon transportasi ini mencakup, Diskon tiket kereta api 30 persen bagi 2,8 juta penumpang, dengan alokasi anggaran Rp0,3 triliun. Kemudian insentif PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) 6 persen untuk tiket pesawat domestik kelas ekonomi dengan anggaran Rp0,43 triliun, yang diperkirakan akan menyasar 6 juta penumpang. Insentif ini mengacu pada skema yang pernah diterapkan saat libur Lebaran Maret-April lalu.
“Dengan demikian harga tiket pesawat kelas ekonomi diharapkan bisa sedikit menurun,” kata Menkeu.