"Harapannya, model tersebut bisa direplikasi setidak-tidaknya di akhir kuartal II, karena di kuartal I tampaknya masih suboptimal, tampaknya masih perlu ditingkatkan lagi," ujarnya.
Fithra menekankan bahwa diskon transportasi dapat berdampak pada permintaan, mengacu pada teori nudge dari Richard Thaler.
"Jadi nudge itu artinya secara perilaku konsumen itu dipantik aja, sehingga bisa mengubah perilaku secara signifikan," katanya.
Perilaku yang ingin diubah adalah kecenderungan belanja. Fithra menyoroti bahwa kelas menengah ke atas di Kuartal I, meskipun memiliki dana, cenderung banyak melakukan perjalanan ke luar negeri, bahkan saat Lebaran.
"Sehingga efek pengganda ekonomi bisa lebih tinggi dan itu harapannya bisa menjaga pertumbuhan ekonomi, di level setidak-tidaknya antara 4,9 sampai 5 lebih di kuartal II tahun ini, kemudian di kuartal III dan IV ada rencana-rencana pemerintah lainnya untuk kemudian bisa mempertahankan level pertumbuhan ekonomi di level 5 persen meskipun tekanan global tetap signifikan, tapi pemerintah masih cukup percaya diri untuk bisa membalikan keadaan, mempertahankan setidak-tidaknya di level 5 persen pertumbuhan ekonomi di tahun ini," kata Fithra.
Adapun Fithra menyimpulkan bahwa pemberian diskon moda transportasi dan tarif jalan tol ini efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
(Agustina Wulandari )