Selama masa kontrak, target produksi batu bara ditetapkan mencapai 33,6 juta metric ton (MT), dengan target produksi pada tahun pertama (2026) sebesar 3 juta MT, serta total volume material yang akan dikelola selama periode kerja sama mencapai 140,9 juta bank cubic meter (BCM).
Ke depannya, IATA menargetkan peningkatan skala produksi hingga dua digit atau di atas 10 juta ton per tahun. Selain itu, perseroan juga membuka peluang pengembangan usaha melalui akuisisi tambang di lokasi lain, termasuk di luar Pulau Sumatera, sebagai bagian dari strategi pertumbuhan jangka panjang.
(Feby Novalius)