Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Wawsus Ditjen Pajak:

Tercapai atau Tidak, Itu Relatif!

Teddy Unggik , Jurnalis-Kamis, 17 Januari 2008 |14:27 WIB
Tercapai atau Tidak, Itu Relatif!
A
A
A

JAKARTA - Ditjen Pajak Departemen Keuangan Darmin Nasution adalah sebuah harapan. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengangkatnya menjadi Direktur Jenderal Pajak dengan satu tujuan: menjadi sapu bersih untuk membuang segala citra buruk yang begitu melekat di kantor pajak. Darmin adalah orang luar pertama yang menjadi Dirjen Pajak sejak masa Orde Baru.

Begitu pertama kali masuk ke lingkungan pajak, April 2006, pria kelahiran Tapanuli, 21 Desember 1948 itu langsung membuat gebrakan.

Dia melakukan perombakan dan memutasi sejumlah stafnya. Setahun kemudian, perombakan dan mutasi itu kembali dijalankan dan lebih massif. Tak ayal, kantor pajak pun dibuat gempar.

Beberapa karyawan dikabarkan ngambek. Tapi, Menteri Sri Mulyani selalu mendukung koleganya yang sesama mantan Ketua LPEM FE UI itu.

Pada akhir 2006, doktor lulusan Universitas Paris Sorbonne itu harus menerima kenyataan; target pajak tak kesampaian.

Kala itu, Darmin berkilah, perekonomian Indonesia memang tengah melesu. Kini, orang-orang pajak membisikkan, mantan Kepala Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) itu kembali menghadapi persoalan serupa. Penerimaan pajak 2007 lagi-lagi tak memenuhi sasaran.

Dalam beberapa kali kesempatan, akhirnya berhasil mendapatkan pernyataan Darmin, termasuk dalam sebuah wawancara singkat yang dilakukan di pelataran parkir Kantor Ditjen Pajak, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu 9 Januari, Berikut petikannya:

Bagaimana dengan penerimaan pajak 2007?
Ya...dari sisi penerimaan ok. Tidak ada masalah.

Bukankah target pajak 2007 tidak tercapai?
Masalah tercapai atau tidak, itu relatif. Dan kali ini memang banyak restitusi pajak yang diberikan. Artinya bukan penerimaan negara dari pajak tidak tercapai. Salah kalau kau bilang begitu. Pertumbuhan pajak menurut APBN-P 2007 itu 25,5 persen. Namun, kami tetap bisa mencapai target lewat penerapan strategi intensifikasi dan ekstensifikasi.

Jadi?
Tidak ada masalah.

Bagaimana target penerimaan pajak 2008?
Sesuai dengan yang ada di APBN 2008 (sekitar Rp 480 triliun).

Anda yakin itu bisa tercapai?
Target penerimaan pajak 2008 yang naik sekitar 22 persen dibandingkan 2007 itu lebih realistis untuk dicapai. Angkanya tergolong moderat. Pertumbuhan penerimaan pajak dalam lima tahun terakhir rata-rata 19 persen.

Kabarnya, target itu akan kembali direvisi?
No comment..

Sepertinya, penerimaan pajak akan lebih banyak datang dari sektor pertambangan dan perkebunan.
Seperti yang sudah pernah saya sampaikan bahwa CPO itu kemarin lagi booming dan saat ini juga masih. Batu bara, minyak, pasarnya juga lagi baik, karena itu kita akan optimalkan penerimaan negara lewat pajak.

Selain perkebunan dan pertambangan?
Real estate kan menjadi prioritas kita juga untuk menarik pajak.

Bagaimana dengan kasus transfer pricing dan yang lainnya?
Hingga saat ini pemeriksaan dugaan transfer pricing Adaro sudah kami lakukan. Kami masih mengalami kesulitan dalam membuktikan transfer pricing-nya itu.

Selain Adaro?
Kami juga sedang memeriksa PT Arutmin Indonesia (Arutmin) dan PT Kaltim Prima Coal (KPC).

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement