Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

IMF Sebut Rupiah Paling Terdepresiasi se-Asia

Martin Bagya Kertiyasa , Jurnalis-Rabu, 26 September 2012 |11:08 WIB
IMF Sebut Rupiah Paling Terdepresiasi se-Asia
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Fundamental ekonomi yang kuat membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil meski dipengaruhi oleh lingkungan global yang melemah. Meski demikian, pada Agustus 2011, Indonesia juga telah mengalami serangan tajam dari arus keluar modal (capital outflow).

International Monetery Fund (IMF) dalam laporannya, Rabu (26/9/2012), mengungkapkan spread Credit Default Swap (CDS) dan Emerging Market Bond Index (EMBI) yang tetap tinggi dibandingkan negara sejenis, menunjukkan bahwa persepsi risiko tetap signifikan meskipun ekonomi Indonesia kuat.

Menurut IMF, ini dapat terjadi karena latar belakang lingkungan global yang terus memburuk, dan juga bertepatan dengan beberapa perkembangan kebijakan yang dikeluarkan baik oleh pemerintah maupun Bank Sentral.

"Bank Indonesia (BI) secara signifikan menurunkan suku bunga acuan, memungkinkan pasar suku bunga turun di bawah tingkat kebijakan, dan meningkatkan pembelian utang pemerintah, yang mengarah ke penumpukan likuiditas," ungkap laporan tersebut.

Di sisi lain, ekspektasi inflasi awal tahun juga tinggi karena mengantisipasi kenaikan harga bahan Bakar Minyak (BBM), yang akhirnya tidak terjadi. Namun, perubahan tersebut telah memberikan sentimen pada perdagangan dan investasi para investor.

"Sejauh tahun ini, rupiah menjadi mata uang yang paling terdepresiasi di antara mata uang Asia lainnya, dan inflasi telah mempengaruhi, pertumbuhan ekonomi pun telah melambat," kata IMF.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement