JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi cenderung bergerak stagnanstagnan. Rupiah diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran Rp9.570-Rp9.590 per USD.
Analis valas, Rahadyo Anggoro Widagdo, mengungkapkan kondisi tersebut lantaran pasar menunggu data perdagangan. Selain itu, investor juga menanti angka inflasi September, yang akan dirilis pada 1 oktober mendatang oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
"Dari regional masih dipengaruhi oleh pasar yang menunggu kebijakan zona eropa terkait krisis di spanyol," kata dia dalam riset hariannya di Jakarta, Jumat (38/9/2012).
Rahadyo menambahkan, rupiah ditutup menguat terbatas ke level Rp9.570-Rp9.580 per USD kemarin. Penguatan terbatas ini, dipengaruhi adanya kecemasan pelaku pasar terhadap ketidakpastian masalah krisis utang di Uni Eropa.
"Kecemasan terutama akibat meningkatnya tensi unjuk rasa di Spanyol, terkait penyelesaian masalah fiskal dan sulitnya pembiayaan Negara," jelas dia.
Menurutnya, upaya Spanyol memberlakukan program austerity (pengetatan anggaran) mendapat pandangan negatif. "Program itu justru dibaca pasar bahwa Spanyol enggan mengajukan bailout ke Uni Eropa yang menjadi syarat diaktifkannya program pembelian obligasi di pasar sekunder oleh ECB," kata dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)