Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

7 Proyek Migas Pertamina di Batam

Rizkie Fauzian , Jurnalis-Rabu, 12 Februari 2014 |11:02 WIB
 7 Proyek Migas Pertamina di Batam
Jajaran Pertamina saat Meresmikan Proyek. (Foto: Okezone)
A
A
A

BATAM - PT Pertamina (Persero) meresmikan tujuh proyek infrastruktur guna mencapai visi Asian Energy Champion 2025 dan ditujukan untuk meningkatkan kinerja Pertamina agar dapat berada sejajar dengan perusahaan-perusahaan kelas dunia. Peresmian dilakukan langsung oleh Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan dengan nilai USD340 Juta.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, peresmian proyek-proyek dengan nilai total USD340 juta ini sangat penting, karena keberhasilan pembangunan dan revitalisasi ini adalah bagian dari kemajuan Pertamina dan Indonesia.

"Proyek-proyek ini merupakan proyek strategis yang sangat mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi secara nasional dan menjadi momentum untuk mendukung percepatan proses transformasi ekonomi khususnya di wilayah bersangkutan serta meningkatnya efisiensi ekonomi dan sistem logistik antarwilayah, antarpulau, dan antarnegara," katanya di Batam, Rabu (13/2/2014).

Adapun ke tujuh proyek migas tersebut adalah pertama, peningkatan kapasitas TBBM Pulau Sambu hingga mencapai 300 ribu kl dengan dermaga berkapasitas LR 100 ribu DWT dengan nilai investasi USD94,8 Juta.

Kedua, pengembangan TBBM Tanjung Uban dengan nilai USD62,36 Juta, proyek ini memiliki tambahan kapasitas tangki timbun sebesar 200 ribu kl lengkap dengan Terminal Automation System dan dermaga baru berkapasitas LR 100 ribu DWT, serta fasilitas blending Mogas yang dapat meningkatkan fleksibilitas pembelian impor produk Premium atau HOMC 92 dan Naphta. Kedua proyek ini akan tuntas pada akhir 2016.

Hanung mencontohkan, pengembangan TBBM Sambu yang sangat bersejarah karena sudah ada sejak 1918, akan menjadikan Pertamina memasuki babak baru sebagai Storage and Blending Facility Provider. TBBM Pulau Sambu ini nantinya juga akan dimanfaatkan oleh PT Pertamina Energy Services (PES) sebagai sinergi Pertamina dengan Anak Perusahaan untuk mendukung bisnisnya menjadi oil trader di wilayah regional Asia Tenggara.

"Selain itu, mengenai perkuatan infrastruktur DPPU di tiga bandara Internasional sebagai upaya Pertamina untuk mempertahankan pasar dan mengamankan penguasaan pasar penjualan Avtur di Indonesia sebagai antisipasi dibukanya pasar (open acces) bahan bakar penerbangan domestik," jelasnya.

Proyek ketiga, terminal LPG Panjang, Lampung dengan kapasitas tangki timbun 5.000 metrik ton yang telah melayani pasokan LPG untuk Lampung dan sekitarnya sekaligus sebagai buffer stock untuk wilayah Sumatera Selatan dan Bengkulu.

Keempat, kapal Very Large Gas Carrier (VLGC) berkapasitas 84.000 cubic metric (setara dengan 50.000 Ton LPG) dengan panjang kapal 225,8 meter yang merupakan terbesar di dunia.

Kapal VLGC ini merupakan bagian dari rencana penambahan armada milik Pertamina untuk memperkuat jumlah armada kapal milik Pertamina, khususnya tipe LPG carrier untuk meningkatkan efisiensi dan memperlancar distribusi LPG ke seluruh wilayah Indonesia serta meningkatkan posisi tawar Pertamina di antara para ship owners.

Selanjutnya adalah tiga proyek Depo Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di tiga lokasi bandara Internasional, yaitu DPPU Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, DPPU Hassanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, dan DPPU Bandara Internasional Lombok, Mataram, NTB. Ketiga proyek pembangunan DPPU tersebut  bertujuan untuk meningkatkan pelayanan bisnis penjualan Avtur Pertamina dalam dunia penerbangan nasional maupun internasional.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement