Alasannya, setiap ada nilai tambah pasti diikuti kenaikan harga pasar. Tapi ketika nilai tambah itu turun justru harga pasar sulit mengikuti karena itu dianggap keuntungan pedagang.
Ia mencontohkan, ketika harga BBM naik, semua harga-harga di pasaran juga turut naik. Namun, ketika harga BBM ini turun, harga di pasaran tidak mau turun mengikuti harga BBM. "Inilah yang dikeluhkan ISEI sehingga mereka kesulitan dalam menyusun bussines plan," paparnya.
‪Sementara untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok di pasar, Gubernur Jatim juga berharap pemerintah pusat berani membuat sanksi bagi pedagang yang tak mau menurunkan harga kebutuhan pokok setelah harga BBM kembali turun.
"Pemerintah harus berani mendistorsi pasar, sebab kalau dibiarkan pada pasar maka masyarakat yang akan dirugikan," pungkas mantan Sekdaprov Jatim ini.
(Widi Agustian)