"Belum ada data perkembangan dari global, itu pasar sepertinya masih akan menantikan data ketenagakerjaan AS yang akan dirilis serta data tingkat pengangguran ketenagakerjaan AS, yang akan semakin mendukung ekspektasi bahwa the Fed kemungkinan naik suku bunga, menambah daya dorong buat dolar AS," jelas dia.
Menurut Alwi, belum adanya data baru terkait data ekonomi dalam negeri diimbangi dengan data inflasi regional dan direspons cukup bagus oleh pasar.
"Di satu sisi bagus untuk saham tapi di sisi lain buruk untuk Rupiah, semakin inflasi yang rendah memungkinkan BI Rate turun lagi. Dampaknya Rupiah semakin tembus area psikologisnya, data yang bagus kemarin belum tentu bagus untuk Rupiah," pungkas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)