JAKARTA - Hingga saat ini, pemerintah belum juga memutuskan untuk membubarkan anak perusahaan PT Pertamina (Persero), Pertamina Energi Trading Limited (Petral). Walaupun demikian, tender untuk pengimpor bahan bakar minyak (BBM) diminta jangan melalui Petral.
Pengamat energi Firlie Ganinduto mengatakan, status Petral saat ini masih tentatif. Jika Petral dibubarkan, maka pihak mana yang diuntungkan? "Saya kurang sepakat jika Petral dibubarkan, tapi kebijakan tender untuk impor BBM harus ditarik ke Pertamina, melainkan jangan Petral," ujar Firlie dalam MNC Business, Senin (4/5/2015).
Jika Petral dibubarkan, kata Firlie, maka mafia-mafia migas masih akan dapat berpartisipasi dengan cara yang berbeda-beda. Jika Petral bisa tetap berkompetisi dengan tender-tender lain, akan menguntungkan Pertamina seperti infrastruktur yang bisa dikoordinasikan dengan Petral untuk menguntungkan peron company.
Kemudian, dengan Pertamina membentuk divisi baru, mungkin saja Pertamina akan lebih efisien, dan menilai Petral tidak berfungsi lagi dengan baik.
Menurutnya, Pertamina harus bisa membeli BBM dengan harga murah, sehingga Pertamina bisa mengefisienkan BBM dan margin yang lebih murah dari sebelumnya. Jika setiap institusi dalam prosesnya selalu transparan, semuanya akan berjalan lancar dan baik.
Oleh karena itu, penyelenggara ini diminta betul-betul melakukan efisiensi dan melakukan transparan yang membuktikan tidak ada permainan.
(Widi Agustian)