Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dampak Pelemahan Rupiah Lebih Buruk dari 1998

Firmansyah , Jurnalis-Rabu, 26 Agustus 2015 |08:25 WIB
Dampak Pelemahan Rupiah Lebih Buruk dari 1998
CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (Foto: Okezone)
A
A
A

Strategi Mengatasi Pelemahan Rupiah

Dampak dari pelemahan rupiah kali ini telah memukul semua sektor. Tak hanya korporasi besar, tetapi juga UMKM yang telah mengalami keterpurukan akibat melemahnya daya beli masyarakat.

Pelemahan daya beli tersebut, kata Enny, karena harga bahan pokok mengalami kenaikan. “Betul, ada pengaruh eksternal dan persoalan eksternal. Tetapi ini juga karena manajemen biaya dari internal,” katanya.

Seperti diberitakan, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mencatat sebanyak 60.000 pekerja tekstil terpaksa diberhentikan alias terkena PHK. Pelemahan rupiah menekan laju produksi hingga 35 persen, terutama perusahaan tekstil yang berorientasi di pasar domestik. Bahkan, perusahaan tekstil yang berorientasi di pasar domestik sudah banyak yang berhenti produksi.

Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) mengatakan, dampak dari pelemahan rupiah tersebut paling besar akan dirasakan oleh masyarakat kecil. “Kualitas hidup mereka turun drastis,” kata HT.

Untuk itu, solusinya adalah menggalakan investasi dan belanja pemerintah dipercepat. Menurutnya tak ada jalan lain lagi. “Semua kebijakan dan praktik yg menghambat investasi dan belanja pemerintah harus dipangkas,” ungkapnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement