Hingga posisi akhir 5 Februari 2016, realisasi belanja APBN tercatat sebesar Rp164,9 triliun atau meningkat 27,73 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, disamping juga digunakan untuk membayar kewajiban utang jatuh tempo yang naik sebesar 90.8 persen dari Rp17,6 triliun pada tahun lalu mencapai Rp33,6 triliun pada minggu II bulan Februari tahun ini.
Adapun kondisi likuiditas di berbagai pasar keuangan hingga pertengahan Februari terjaga dengan baik, hal ini dapat dilihat pada beberapa indikakor di bawah ini :
- Di pasar SBN, terjadi penurunan yield SBN tenor 10 tahun dari sekitar 9,18 persen pada akhir 2015 menjadi 7,97 persen pada pertengahan Februari. Selain itu, bid offer spread (bps) juga menurun dari sekitar 13,8 bps pada pertengahan tahun 2015 menjadi 7,9 bps pada pertengahan Februari.
- Di pasar uang antar bank, terjadi penurunan rate JIBOR overnight dari 7,59 persen pada akhir tahun 2015 menjadi 5,16 persen pada pertengahan Februari.
- Di pasar saham, terjadi kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari 4.593 pada akhir 2015 menjadi 4.697 pada pertengahan Februari.
Pada minggu IV Desember 2015, sempat terjadi kenaikan suku bunga JIBOR ON yang cukup tajam, khususnya pada 29-30 Desember 2015 dari kisaran 5,7-5,8 persen menjadi 7-8,25 persen. Kenaikan suku bunga JIBOR ON tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan aktivitas di pasar uang secara temporer yang terjadi seiring dengan upaya antisipasi bank dalam rangka memenuhi kebutuhan likuiditas yang meningkat menjelang perayaan Natal dan tahun baru. Namun, memasuki minggu I Januari 2016, suku bunga JIBOR ON kembali turun ke kisaran 5,7-5,8 persen. Hal ini mengindasikan bahwa situasi cenderung ketat di pasar uang antar bank bersifat sementara dengan waktu yang terbatas.