"Semakin membaiknya iklim investasi di daerah ini, dapat dilihat dari minat untuk mengembangkan industri kelapa sawit yang cenderung meningkat. Namun, tidak bisa dipungkiri, kita dihadapkan tantangan dan hambatan dalam pengembangan komoditi ini, dimana saat ini kampanye anti sawit baik dari pihak luar negeri maupun dari dalam negeri cukup deras menghantam kita," katanya.
Girsang menambahkan, dengan kerja sama antara GAPKI dan Untan melalui kegiatan penelitian, pelatihan, magang dan yang lainnya dapat menyusun formulasi yang lebih baik lagi kedepannya.
"Diharapkan dengan kerja sama ini, dapat menyusun formulasi yang lebih sistimatis melalui sinergi lintas fungsi dalam mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2016," katanya.
Asisten II Setda Kalbar Lensus Kandri mengatakan, perkembangan perkebunan sawit di Kalbar saat ini memang cukup pesat dan tidak dipungkiri keberadaannya memberikan dampak besar bagi kesejahteraan hidup masyarakat.
"Hanya saja, memang masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pengusaha sawit, khususnya bagaimana bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat scara berkelanjutan agar tidak terjadi bentrok di lapangan. Makanya, kita sangat menyambut baik adanya FGD ini, apa lagi melibatkan Untan dalam pengelolaan perkebunan sawit, tentu ini akan melahirkan rumusan-rumusan baru yang lebih baik untuk semua pihak," katanya. (dan)
(Rani Hardjanti)