Teguh mengemukakan, uang tersebut baru diketahui rusak setelah dia membelanjakannya ke warung. Saat dia meninggalkan warung, tiba-tiba pemilik warung marah-marah karena mengira Teguh membayar dengan uang palsu.
“Saya tidak tahu kalau uang itu rusak apalagi itu saya dapat dari teman sendiri. Makanya begitu tahu, saya kaget karena memang uangnya rusak,” tutur dia.
Teguh mengaku penasaran dan langsung mengecek ke sejumlah teman yang mengatahui soal keaslian uang. Dia mendapat ke pas ti an jika uang tersebut asli produksi Perum Peruri. Dia lantas mengecek keaslian uang mengunakan lampu khusus.
[Baca juga: E-Payment Kian Berkembang, Peruri Siap Ekspansi Uang Elektronik]