JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengantongi tiga pelajaran penting dari perekonomian Indonesia tahun lalu. Dia menilai, perekonomian Indonesia selama tahun 2015 telah memberi pelajaran penting karena perekonomian Indonesia masih menunjukkan perkembangan positif, meski diterpa berbagai tantangan eksternal dan domestik.
Pelajaran pertama, kebijakan makroekonomi perlu diterapkan secara disiplin, hati-hati, konsisten, dan tepat waktu. Kedua, perlunya dukungan sinergi kebijakan antar pemangku kebijakan.
"Ketiga, pentingnya reformasi struktural dan diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi," kata Agus di Gedung BI, Kamis (28/3/2016).
(Baca Juga: 8 Sentimen Pasar yang Pengaruhi Ekonomi RI Hari Ini)
Agus menyebut, ketiga pelajaran tersebut terangkum dalam buku Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) tahun 2015 yang diluncurkan oleh Bank Indonesia pada hari ini. Buku tersebut mengambil judul “Bersinergi Mengawal Stabilitas, Mewujudkan Reformasi Struktural”.
Dari pelajaran pertama, lanjutnya, kebijakan makroekonomi perlu diterapkan secara disiplin, hati-hati, konsisten, dan tepat waktu, baik fiskal maupun moneter. Hal itu menjadi kunci dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Pelajaran kedua menunjukkan bahwa disiplin kebijakan makroekonomi tersebut tidak cukup tanpa didukung oleh sinergi kebijakan yang kuat antarpemangku kebijakan, baik Bank Indonesia, Pemerintah Pusat dan Daerah, serta otoritas terkait lainnya," imbuhnya.
(Baca Juga: Untuk Indonesia, Pertumbuhan Ekonomi 6% Tidak Cukup!)
Dan akhirnya, Ketiga, pentingnya implementasi reformasi struktural dan diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi, temasuk hilirisasi, yang dapat memperkuat fondasi perekonomian, sehingga perekonomian menjadi lebih berdaya tahan (resilien) dan tumbuh secara berkelanjutan. Agus menilai, hal ini didasari oleh siklus perekonoman global yang terjadi sepanjang 2015.
Buku LPI adalah publikasi rutin tahunan BI yang memuat secara komprehensif dinamika perekonomian nasional pada tahun yang bersangkutan. Selain mendokumentasikan perjalanan ekonomi Indonesia, LPI juga berupaya menyampaikan sejumlah pelajaran yang bisa dipetik selama kurun waktu tersebut. Upaya menggali pelajaran dari perjalanan ekonomi tersebut cukup penting karena dapat menjadi fondasi bagi penguatan maupun penyempurnaan kebijakan ke depan.
Buku LPI disusun berdasarkan analisis mendalam dan riset ilmiah dari para peneliti Bank Indonesia. Buku LPI juga menghimpun data dari berbagai instansi terkait. “Buku ini diharapkan dapat menjadi rujukan yang berkualitas dan terpercaya dalam menyusun langkah kita ke depan untuk mencapai perekonomian yang lebih baik", tambah Gubernur BI.
"Untuk tahun 2016, perekonomian Indonesia diprakirakan tumbuh 5,2-5,6 persen dan terus berada dalam tren yang meningkat dalam jangka menengah," lanjut dia.
Inflasi juga diprakirakan dapat terjaga sesuai dengan kisaran sasaran 4±1 persen untuk tahun 2016-2017 dan 3,5±1 persen dalam jangka menengah.
"Dengan struktur perekonomian yang lebih baik dan sumber pertumbuhan yang lebih terdiversifikasi, defisit transaksi berjalan diprakirakan akan tetap terkendali pada tingkat yang aman dan dengan struktur yang lebih sehat," cetusnya.
(Dani Jumadil Akhir)