Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pindad Fokus Kejar Ketertinggalan

Koran SINDO , Jurnalis-Selasa, 10 Mei 2016 |11:34 WIB
Pindad Fokus Kejar Ketertinggalan
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A

“Kami akan kerja keras untuk mewujudkan kemandirian pertahanan ini dengan mengedepankan konten lokal. Disisi lain juga menyumbang pendapatan lebih besar bagi negara,” tutur dia.

Silmy merinci, sejak tahun lalu, pemerintah telah mem beri kan modal negara sebesar Rp700 miliar kepada PT Pindad. Tak hanya serius mendukung sektor pertahanan di dalam negeri, perusahaan pelat merah ini juga sudah menjajaki pasar ekspor Timur Tengah.

Dalam waktu dekat, PT Pindad akan mengirimkan satu unit panser Anoa untuk diujicobakan di sana. Jika memuaskan, ren cana nya sejumlah negara Timur Tengah akan memesan produk PT Pindad senilai USD300 juta. “Ada alutsista yang akan diperbarui dan dipelajari teknologinya adalah tank Leopard milik TNI AD yang diimpor dari Korea Selatan. Kami berharap PT Pindad bisa mengadaptasi teknologi tank berat tersebut,” ungkap Silmy.

Selain memperkuat alutsista di dalam negeri, PT Pindad juga mulai melakukan serangkaian terobosan untuk memordenisasi produk. Bulan lalu, BUMN ini menggandeng perusahan supplier fuzeasal Jerman, Junghans Defence untuk dukungan di bidang sistem fuze munisi, seperti mortar, artileri, tank, roket, dan amunisi angkatan laut. Perusahaan milik negara yang bergerak di sektor industri pertahanan ini, menyepakati nota kesepahaman kemitraan di Berlin, Jerman pada 18 April 2016.

Penandatanganan nota kesepahaman ini menjadi bagian dari agenda kegiatan Presiden Jokowi di acara Forum Bisnis Indonesia Jerman di Berlin. Pada kesempatan itu pula Pindad menjadi salah satu BUMN yang mendampingi kunjungan kerja Presiden ke beberapa negara di Eropa. “Kemitraan antara Pindad dan Junghans Defence telah disepakati bersama. Sinergi ini fokus pada bidang solusi sistem fuze munisi untuk mortar, artileri, tank, roket, dan amunisi angkatan laut yang akan dimulai tahun ini dengan investasi awal USD5 juta dan di masa depan bisa mencapai USD20 juta,” ujar dia.

Silmy mengemukakan, ini sebagai salah satu bentuk komitmen Pindad untuk melakukan ekspansi pemasaran ke luar Indonesia. Beberapa tahapan kerja sama awal telah direncanakan bersama dengan Junghans Defence, antara lain persiapan alih teknologi mecanical mortar fuze, menyiapkan lini produksi, dan perakitan di Pindad, serta pemberian hak ekspor serta pemasaran dengan fokus pasar di luar Indonesia, khususnya wilayah Asia Pasifik.

Dia menjelaskan, fuzemerupa kan suatu perangkat yang menginisiasi proses peledakan munisi dalam suatu kondisi tertentu. Untuk pengadaan fuzeini, Pindad menghabiskan biaya cukup besar. Hal ini menunjukan pentingnya kemampuan untuk dapat memproduksi fuze secara mandiri. Alhasil, kemampuan industri pertahanan dan keamanan dalam negeri meningkat dan total devisa yang dikeluarkan negara untuk pengadaan fuzepun dapat dihemat.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement