“Dalam setahun, Pindad mengeluarkan biaya sekitar USD4 juta untuk pengadaan fuze. Kerja sama ini diharapkan tidak hanya mendukung Pindad untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan dan keamanan, tapi juga dapat menghemat devisa yang dikeluarkan negara,” ungkap Silmy. Selain Pindad, beberapa perusahaan Indonesia juga turut menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Jerman, yakni PT Aneka Tambang (Persero), Tbk dengan Ferrostaal dan PT PLN (Persero) dengan Siemens AG.
Melalui kegiatan tersebut, Pindad menambah daftar panjang kerja sama dengan perusahaan asal negara beribu kota Berlin ini. Diketahui, PT Pindad yang berlokasi di Kota Bandung ini menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan besar asal Jerman, antara lain Daimler AG, MAN Diesel & Turbo, dan Rheinmetall Landsysteme GmbH. Kerjasama ini merupakan salah satu komitmen Pindad untuk mencapai visi menjadi perusahaan alutsista terkemuka di Asia pada 2023.
Sementara itu, PT Pindad juga berencana mulai memproduk si 10 unit kendaraan khusus tank berjenis Badak mulai Mei ini. Kesepuluh tank tersebut, rencananya akan rampung secara keseluruhan pada November 2016. Sedangkan untuk pesanan total, TNI membutuhkan 50 unit Badak yang merupakan pengembangan dari panser 6X6.
“Panser Badak adalah inovasi baru dari panser 6x6 yang dibuat Pindad. Kali ini di lengkapi turret kaliber 90 mm dengan kemampuan daya rusak tinggi dan luar biasa. Biasanya panser ini diproyeksikan untuk pe nyerangan ataupun pertahanan. Demikian juga untuk sisi manuver, sangat baik,” kata Kepala Departemen Perakitan Ken daraan 6x6 Divisi Ken daraan Khusus, Joko Mulyono.
Alutsista RI Makin Maju
Langkah PT PAL Indonesia mengekspor kapal perang jenis strategic sealift vessel (SSV) ke Filipina menunjukkan industri alutsista Tanah Air jauh lebih maju. Selain ditunjukkan PT PAL, sejumlah industri stra te gis juga telah berkembang sig ni fikan. Pengakuan ini disampaikan pengamat militer, Wawan Purwanto.
Pemerintah, dalam hal ini Menkopolhukam Luhut B Panjdaitan dan Menperin Saleh Husin juga mengakui dan meng apresiasi kinerja industri pertahanan. Mereka pun berjanji mendorong agar industri alutsista semakin berkembang. “Keberhasilan Indonesia mengekspor kapal perang berteknologi canggih ke Filipina adalah suatu bukti bangsa ini bisa mandiri dalam menye diakan alutsistanya. Sebetulnya alutsista kita itu hebat. Itu diakui oleh negara-negara pembeli, alutsista terutama pembeli negara-negara eropa,” ujar Wawan saat dihubungi kemarin.