JAKARTA - Melakukan transaksi apa pun, termasuk jual beli rumah, apartemen, ruko, bahkan tanah di dunia online sudah jamak dan sangat memudahkan. Namun, perlu diwaspadai pula banyak orang dengan berbagai modus berusaha memanfaatkan kelengahan Anda untuk mengeruk keuntungan melalui penipuan.
Rumah termasuk kebutuhan primer manusia, karena itu selalu saja ada orang yang mencarinya dan berniat membelinya. Kenyataan ini dimanfaatkan oleh sebagian orang yang tidak bertanggung jawab dengan mencoba melakukan penipuan berkedok penjual rumah. Memang, mencari rumah bekas yang sesuai dengan keinginan Anda bukan hal yang mudah. Anda harus cermat dalam memilihnya, karena dapat terjebak dengan beberapa hal yang luput dari perhatian.
Banyak modus dan cara yang dilakukan oleh penipu untuk melancarkan aksinya, memperdayai korban dan mengambil keuntungan secara pribadi. Ada beberapa modus baru penipuan yang harus Anda waspadai yang menyangkut tentang jual beli dan sewa properti. Dengan lebih berhati-hati dan berpikir secara rasional, kita akan terhindar dari penipuan.
Penipuan online tentang bisnis properti yang harus Anda waspadai, yaitu hal-hal penawaran iklan yang berhubungan dengan harga dan letak properti tersebut dibangun. Pertama, iklan properti dengan harga murah. Anda perlu membandingkan harga di pasaran umum untuk jenis properti yang ditawarkan, jika ada yang menawarkan harga yang lebih murah, apakah sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan. Sebaiknya cari informasi yang lebih lengkap, mengenai penawaran fasilitas lengkap tersebut. Iklan properti dengan letak strategis juga mesti diwaspadai.
Biasanya iklan yang ditawarkan berupa gambar dan denah lokasi dari properti yang dijual, iklan berupa gambar bisa diedit dan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga terlihat menarik. Ada baiknya Anda mengecek terlebih dahulu lokasi yang sebenarnya. Pahami harga yang murah itu benarbenar di tempat yang telah disebutkan dalam iklan atau tempat lain yang masih menjadi satu dalam kompleks properti. Perlu juga diperhatikan hal yang tidak wajar dan tidak semestinya mengenai transaksi yang dilakukan.