Selain itu, Franky menjelaskan bahwa pemerintah memiliki program jaminan kesehatan nasional yang berpotensi untuk meningkatkan kebutuhan akan obat dan alat kesehatan.
Namun sebanyak 96 persen bahan baku yang digunakan industri farmasi diperoleh melalui impor, sehingga pemerintah berupaya untuk mendorong industri bahan baku obat dalam negeri dengan membukanya 100 persen untuk asing.
"Presiden Joko Widodo mengharapkan pada tahun 2019, pemenuhan kebutuhan bahan baku obat dalam negeri bisa mencapai 50 persen," katanya.
Franky menambahkan bahwa tahun ini, pemerintah telah mengalokasikan sebesar Rp67,2 triliun untuk kesehatan yang salah satunya digunakan untuk mendukung program jaminan kesehatan nasional.
"Hingga saat ini, pemerintah juga terus berupaya untuk memetakan dan melakukan penyederhanaan perizinan khususnya di bidang farmasi. Serta menyelesaikan rencana pembentukan standar mutu produk farmasi dalam rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), diharapkan industri farmasi Indonesia bisa berkontribusi besar dalam pemenuhan pasar ASEAN," pungkasnya.