Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

TPPI dan RFCC Perkuat Industri Petrokimia

Koran SINDO , Jurnalis-Senin, 11 Juli 2016 |10:49 WIB
TPPI dan RFCC Perkuat Industri Petrokimia
Ilustrasi : Shutterstock
A
A
A

Sebagian besarnya produk HOMC diproses lebih lanjut untuk diproduksi menjadi premium, sehingga produksinya naik dari 61.000 bph menjadi 91.000 bph. Sementara, Kilang TPPI dapat mengolah sekitar 100.000 bph kondensat dan nafta. Dari pengolahan bahan baku dengan mogas mode akan diperoleh beberapa produk minyak, seperti elpiji, solar, fuel oil , premium, dan HOMC. TPPI dapat menghasilkan sekitar 61.000 bph premium, 10.000 bph HOMC, dan 11.500 bph solar.

Seiring pengoperasian RFCC Cilacap dan TPPI, sejak Mei 2016 Pertamina sudah tidak mengimpor solar, bahkan sudah surplus karena produksi nasional sudah mencapai 51 juta barel. Dan pada 2023 diperkirakan terjadi swasembada BBM karena produksi kilang mencapai 2 juta bph.

Direktur Eksekutif Energi Watch Indonesia Ferdinand Hutahean mengatakan, demi menuju swasembada BBM pada 2023 butuh upaya yang komprehensif. Menurut dia, yang utama harus dilakukan adalah pembangunan kilang minyak hingga mencapai kapasitas minimal 2 juta bph, meningkatkan bauran energi dengan bioenergi serta substitusi energi.

”Untuk mengoptimalkan kilang kita tidak hanya bisa berpangku pada minyak mentah lokal. Masalahnya juga belum tentu minyak mentah kita cocok diolah di kilang yang ada. Jadi, tetap harus ada kerja sama jangka panjang dengan produsen minyak dari luar,” tuturnya.

(Raisa Adila)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement