Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur (Presdir) PT Martina Berto Tbk, Bryan Tilaar menuturkan, kolaborasi ini diperlukan mengingat jika perusahaan Indonesia yang ingin membuka cabangnya di luar negeri, acap kali menghadapi aturan yang rumit. Seperti yang terjadi pada bank-bank Indonesia yang ingin berekspansi di luar negeri.
"Jadi adalah keprihatinanan kita bisa kita lihat Indonesia saja high regulated seperti sektor keuangan hanya bank negara saja, lainnya asing 100 persen semua. Sektor consumers goods mayoritas investor asing yang punya. Kalau perusahaan logistik, makanan dan minuman itu investasi lebih mudah dibanding sektor finansial tadi. Kalau itu bisa kolaborasi, bisa jadi bargaining power," tuturnya.
Kemudian, Vice President PT Sri Rezeki Isman Tbk, Iwan Kurniawan Lukminto meyakini perusahaan-perusahaan lokal memiliki suatu potensi yang sangat besar dari sisi negara, baik segi produktif dan konsumtifnya. Untuk itu, dia memandang seharusnya inisiasi ini berasal dari pemerintah.
"Jadi memang kami rasakan sendiri kami industri tekstil sendiri tidak ada suatu wadah yang bisa kolaborasi kami antara industri tekstil maupun dengan pengusaha lainnya," katanya.
Terakhir, CEO Kamadjaja Logistics, Ivan Kamadjaja menyampaikan, ide kolaborasi ini merupakan suatu gagasan yang luar biasa bagus. Soalnya, selama ini dirinya melihat ada dual perspektif yang beredar di antara kalangan bisnis keluarga. Pertama, perusahaan keluarga berjuang ekspansi keluar dengan kepentingannya masing-masing.