"Harusnya itu pemerintah support. Misalnya Jepang masuk ke negara lain itu pemerintah ngayomin ada pembicaraan G-to-G," imbuh dia.
Kedua, di Tanah Air bisnis keluarga sangat mendominasi, yakni mengambil porsi sekitar 95 persen. Untuk itu, Ivan memandang kolaborasi ini harus bisa dijalankan dengan membangun rasa nasionalisme lebih dulu. Setelah itu, munculkan kesadaran akan merek lokal (local brand).
"Bagaimana family business ini harus bisa lebih bersatu. Misalya Jepang, kalau bisa semuanya dikaitkan dengan asuransi dan banknya. Indonesia masih sendiri-sendiri," pungkasnya.
(Dani Jumadil Akhir)