JAKARTA - Indonesia banyak mempunyai investasi menjanjikan di Indonesia. Salah satunya, mega proyek pembangkit listrik 35.000 Mw.
Belum lama ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan kepada Kementerian ESDM dan PT PLN (Persero) untuk memprioritaskan pengusaha lokal dalam percepatan proyek tersebut. Evaluasi terhadap percepatan infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 mw, Presiden menginstruksikan kepada Menteri ESDM sebagai regulator, PLN, dan juga menteri BUMN untuk memberikan kesempatan sebanyak mungkin sebesar mungkin ruang itu kepada pengusaha lokal atau nasional.
Saat ini, PLN telah menyelesaikan kontrak dengan berbagai perusahaan atau kontraktor untuk proyek sebesar 17,3 mw. Sisanya kini tengah melakukan pembicaraan dengan perusahaan atau investor yang berminat.
Dari 35.000 mw sebenarnya sudah 17,3 mw yang diteken. Proses selanjutnya adalah Power Purchase Agreement (PPA). Setelah ada PPA, maka nanti akan ada financial approach sehingga proyek tersebut segera jalan. Sisanya kini masih dalam taraf penjajagan, meskipun diklaim sudah banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya untuk proyek ini. Hanya saja, PLN tetap menerapkan kepada pengembang atau kontraktor syarat khusus.
Di mana pengembang atau kontraktor harus meletakkan 10 persen dari nilai equitynya di bank yang ada di Indonesia. Peletakkan 10 persen dari nilai equity ini agar nanti pengembang atau kontraktor segera bisa bekerja sebelum financial approach dimulai.
Tugas PLN dalam rangka program 35.000 mw ini cukup besar. Karena tak sekedar hanya membangun pembangkit semata, tetapi PLN juga harus menyiapkan jaringan distribusi melalui transmisi. Saat ini pihak PLN juga tengah membangun transmisi sepanjang 46.000 kilometer di berbagai daerah. Masing-masing daerah memiliki karakteristik dan kesulitan yang berbeda.