Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pertumbuhan E-Money Masih Minim

Koran SINDO , Jurnalis-Selasa, 13 September 2016 |11:04 WIB
Pertumbuhan <i>E-Money</i> Masih Minim
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A

BANDUNG - Penetrasi dan pertumbuhan e-money di Indonesia, dinilai masih rendah. Kendati penggunanya terus bertumbuh, jumlah dan nilai transaksinya belum mencapai angka signifikan.

Berdasarkan hasil survey Lembaga Riset Telematika Sharing Vision 2016, susahnya menemukan tempat top up menjadi kendala utama penggunaan e-money.

“Sebanyak 49 persen dari 402 responden, mengaku terkendala tempat untuk melakukan top up dalam menggunakan e-money,” kata Chief Sharing Vision Dimitri Mahayana di Bandung.

Sebanyak 45 persen responden mengaku terkendala EDC/mesin pembaca e-money yang kerap tidak berfungsi dan 29 persen terkendala kurangnya merchant yang menerima layanan e-money. Ada juga 16 persen responden yang mengeluhkan kerap terjadinya kegagalan dalam transaksi pembayaran.

Dimitri mengatakan setiap tahunnya pengguna e-money terus bertumbuh dan sudah men capai 34,31 juta orang pada akhir 2015. Tahun ini jumlahnya diprediksi mencapai 43,49 juta orang atau naik 26,65 persen dibandingkan tahun lalu.

Menurut dia, pengguna e-money per akhir 2015 sudah mencapai 30 persen dari pengguna ATM dan debit yang mencapai 112,95 juta orang. Tahun ini pengguna e-money diprediksi mencapai 40 persen dari pengguna ATM dan debit yang diperkirakan berjumlah 127,78 juta orang.

Kendati demikian, dia mengatakan, jumlah transaksi emoney masih di bawah 15 persen transaksi ATM dan debit. Pada 2015 jumlah transaksinya baru mencapai 535,58 juta atau 12 persen dari jumlah transaksi ATM dan debit yang mencapai 4.574,39 juta kali dalam satu tahun.

Dia memprediksi tahun ini proporsinya masih mencapai 12 persen. Jumlah transaksi e-money diprediksi akan mencapai 568,79 juta kali dalam rentang waktu satu tahun berjalan, sedangkan ATM dan debit jumlah transaksinya menjadi 4.916,06 juta kali.

“Dari sisi nilai transaksi, e-money masih jauh tertinggal. Nilai transaksi e-money sepanjang 2015 hanya 0,1 persen nilai transaksi ATM dan debit,” ujarnya.

Pada 2015 nilai transaksi e-money sebesar Rp5,23 triliun sedangkan ATM dan debit mencapai Rp4.897,79 triliun. Nilai transaksi e-money akan naik menjadi Rp5,74 triliun, sedangkan ATM dan debit Rp5.231,58 triliun.

“Penggunaan e-money di chanel-chanel potensial juga masih rendah. Sebut saja di gerbang tol, e-commerce, dan minimarket,” katanya.

Saat ini, menurut dia, penetrasi pembayaran tol dengan meng gunakan e-money baru mencapai 15,6 persen dari total transaksi. Pembayaran transaksi e-commerce juga masih didominasi dengan cara transfer, sedangkan e-money masih sangat rendah.

“Sebanyak 84 persen e-commerce menyediakan metode pembayaran dengan cara transfer. Di sisi lain, sebanyak 92 persen konsumen e-commerce menggunakan transfer sebagai sarana pembayaran,” tururnya.

Hasil survey Sharing Vision juga menunjukkan, jumlah transaksi dengan menggunakan kartu e-commerce hanya 1 sampai 2 transaksi per minggu. Sementara penggunaan rekening ponsel untuk transaksi mencapai 5-10 transaksi per hari.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement