Sementara rumah yang materialnya berasal dari kayu atau bambu cenderung bertahan. Rumah yang materialnya berasal dari kayu dan bambu memiliki kelenturan terhadap guncangan gempa. Kearifan lokal itu ternyata diadopsi oleh sejumlah negara seperti Jepang. Saat ini hampir semua rumah di Jepang berbahan dasar kayu atau bahan bangunan ringan yang lain. Masyarakat Jepang menyadari yang berbahaya dari gempa bukanlah peristiwanya, tetapi rubuhnya bangunan akibat gempa. Tidak heran kalau bencana gempa yang terjadi di Jepang tidak banyak menimbulkan jatuh korban jiwa. Apakah harga rumah tahan gempa tersebut lebih mahal?
Arsitek Probumi Alfian Hasan menegaskan tidak semahal bangunan gempa yang dalam penyelesaiannya lebih mengutamakan memperkokoh struktur bangunan. Menurutnya, rumah tahan gempa berdasarkan kearifan lokal lebih mengutamakan konstruksi yang lebih fleksibel.
“Bukan menguatkan, tetapi mengutamakan fleksibilitas,” kata dia.
Misalkan saja rumah joglo. Ada beberapa alasan mengapa rumah joglo lebih tahan terhadap gempa. Pertama, rangka utama (core frame) yang terdiri umpak, soko guru, dan tumpang sari, dapatmenahanbebanlateral yang bergerak horizontal ketika terjadi gempa.
Kedua, struktur rumah joglo yang berbahan kayu menghasilkan kemampuan meredam getaran atau guncangan yang efektif, lebih fleksibel, juga stabil. Struktur dari kayu inilah yang berfungsi meredam efek getaran/guncangan dari gempa. Ketiga, kolom rumah yang memiliki tumpuan sendi dan rol, sambungan kayu yang memakai sistem sambungan lidah alur dan konfigurasi kolom anak (sokosoko emper) terhadap kolom kolom induk ( soko-soko guru) merupakan earthquake responsive buildingdari rumah joglo.