"Di luar negeri ada program khusus untuk keluarga muda. Jadi dia sifatnya tidak membeli, tapi sewa saja," jelasnya.
Meski demikian, kata Syarif, generasi milenial Indonesia boleh saja jika tetap bersikeras untuk memiliki rumah tapak di kawasan pinggiran. Hanya saja, dengan catatan memastikan penghasilan bulanan mampu menutupi biaya cicilan rumah setiap bulannya.
"Kalau di bawah Rp7 juta beli di kota enggak mungkin pasti harga rumahnya Rp1 miliaran ke atas. Inflasi itu jauh lebih tinggi dari kenaikan gaji. Jadi kejar-kejaran," tukasnya.
(Raisa Adila)