JAKARTA - Pemerintah Indonesia saat ini tengah bersiap untuk menyambut kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud. Raja Arab sendiri akan mengunjungi Indonesia pada tanggal 1 hingga tanggal 9 Maret 2017 mendatang.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, selama kunjungan ini diharapkan dapat memberikan positif bagi ekonomi dan pariwisata. Pasalnya, selama ini wisatawan asal Timur Tengah memiliki kontribusi bagi ekonomi Indonesia melalui belanja yang cukup besar.
"Spending rata-rata Timteng sangat tinggi, average spending orang datang ke Indonesia itu USD1.200, mereka (wisatawan Arab Saudi) rata-rata USD 1.750-USD2.000 atau Rp23,6 juta hingga Rp27 juta per kedatangan. Itu akan bagus sekali, akan meningkatkan devisa kita dari pariwisata," jelasnya.
Pemerintah pun optimis Indonesia dapat mengalahkan Malaysia untuk menarik kunjungan wisatawan asal Timur Tengah, yaitu melebihi 300 ribu kunjungan per tahun.
Hanya saja, selama ini promosi kurang gencar dilakukan oleh Indonesia untuk secara khusus menyasar Raja Arab. Hal ini pun akan menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah.
"Terus terang, kita belum pernah menyasar secara sistematik. Ketika kita promosi besar-besaran tumbuhnya 20%. Jadi sekarang hampir mencapai 200.000 dari 150.000. Artinya memang kita kurang promosi di sana. Kita dulu enggak pernah menggunakan Al-Jazeera yang merupakan media utama di sana," imbuhnya.
Diharapkan, kunjungan Raja Arab ini akan berdampak positif bagi Indonesia. Salah satunya adalah peningkatan kunjungan wisatawan melalui kunjungan Raja Salman ke Pulau Bali. Saat ini, permintaan wisatawan untuk datang ke Istana justru banyak berasal dari Timur Tengah.
"Sekarang promosi kedatangan Raja Salman kita putar terus menerus di media yang digunakan di sana, untuk menjadi 300.000 tidak terlalu sulit. Hampir semua airliners dari Timur Tengah akan menambah penerbangan di Indonesia, baik itu Emirates, Qatar, Etihad. Permintaan datang ke Indonesia sudah sangat tinggi sekarang," tutupnya.
(Rizkie Fauzian)