JAKARTA – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank tahun ini menargetkan memperoleh laba bersih sebesar Rp1,79 triliun. Angka tersebut naik 27,3% dibanding peroleh laba bersih pada 2016 sebesar Rp1,41 triliun.
Dari sisi pembiayaan, tahun ini Eximbank menargetkan sebesar Rp105,09 triliun atau tumbuh 18,70% dari tahun 2016 yang mencapai Rp88,53 triliun.
Plt Direktur Eksekutif Eximbank Susiwijono Moegiarso mengakui target tersebut cukup tinggi. Namun, dia optimistis bisa mencapai target tersebut dengan menyasar pengembangan tujuan pasar ekspor nontradisional.
“Kami optimistis tahun ini dan targetnya cukup tinggi. Kita dorong ekspor, terutama pasar baru seperti Amerika Selatan, Asia Selatan, dan Afrika. Langkah strategis sudah kami lakukan sejak awal tahun. Tahun 2017 optimisme kami memang cukup tinggi,” ujar Susiwijono dalam jumpa pers di Jakarta.
Sepanjang 2016, Indonesia Eximbank menunjukkan kinerja yang solid dan telah melaksanakan mandat melalui penyediaan Pembiayaan Ekspor Nasional (PEN) dalam bentuk pembiayaan, penjaminan, dan asuransi kepada sektor berorientasi ekspor.
Total aset pada tahun 2016 tercatat sebesar Rp100,67 triliun atau meningkat 18,47% dari 2015 yang sebesar Rp84,97 triliun. “Aset kami sudah di atas Rp100 triliun. Aset pada 2017 ditargetkan naik sebesar Rp115,18 triliun atau tumbuh 14.41% dari tahun 2016,” ujarnya.
Dia menambahkan, dari sektor pembiayaan pada tahun 2016 perseroan berhasil menyalurkan Rp88,53 triliun atau naik 18,31% dari tahun 2015 yang sebesar Rp74,83 triliun.
Pembiayaan disalurkan secara konvensional sebanyak 84,96% dan berdasarkan prinsip syariah 15,04%. Berdasarkan segmennya, pembiayaan sebagian besar disalurkan kepada korporasi (88,08%) dan sisanya UKME atau UKM berbasis ekspor (11,86%).
Segmen UKME mendapat perhatian khusus, terlihat dengan naiknya pembiayaan UKME menjadi sebesar Rp10,50 triliun atau naik sebesar 44,54% dari tahun 2015 yang sebesar Rp7,27 triliun. “Tahun 2017 pembiayaan yang disalurkan kepada UKME ditargetkan dapat meningkat sebesar 41,72% menjadi Rp14,88 triliun. Porsinya mencapai 14,16% dari total pembiayaan,” ujarnya.
(Rizkie Fauzian)