PERKEMBANGAN telekomunikasi dan informasi yang pesat membuat masyarakat makin mudah mengakses kabar tentang pasar modal. Media mainstream maupun jejaring sosial telah berperan menebar informasi perkembangan pasar dengan sangat cepat hingga ke pelosok negeri. Selain itu, tidak sedikit situs-situs online memberi sajianmateri edukasi tentang pasar modal, malah ada yang bisa interaktif.
Melengkapi menu sumber informasi tadi, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyediakan Galeri Investasi yang tidak hanya menyediakan kabar tentang aktivitas perdagangan di pasar saham maupun instrumen pasar modal lainnya, tapi juga sebagai pusat sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat yang ingin berinvestasi di pasar modal.
Begitu pula dengan mereka yang punya minat berkarir di pasar modal, Galeri Investasi BEI bisa menjadi tempat memperdalam pemahaman dan pengetahuannya. Sebab Galeri Investasi BEI menyediakan semua publikasi dan bahan cetakan mengenai pasar modal yang diterbitkan oleh BEI termasuk peraturan dan Undang-Undang Pasar Modal.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, informasi dan data yang ada di Galeri Investasi BEI dapat digunakan oleh civitas akademika untuk tujuan akademik dan penelitian, disamping sebagai referensi dalam pengambilan keputusan saat melakukan transaksi jual dan beli Efek. Selain memberi informasi secara teoritis, di Galeri Investasi BEI masyarakat dan pihak kampus juga bisa praktik bagaimana melakukan transaksi di pasar saham.
“Jadi dengan adanya Galeri Investasi BEI diharapkan dapat saling memberikan manfaat bagi semua pihak sehingga penyebaran informasi pasar modal lebih tepat sasaran. Selain itu dapat memberikan manfaat yang optimal bagi mahasiswa, praktisi ekonomi, investor, pengamat pasar modal maupun masyarakat umum di daerah, baik untuk kepentingan edukasi dengan dilakukannya kegiatan sosialisasi pasar modal secara berkesinambungan maupun untuk kepentingan ekonomis atau sarana investasi,” ujar Tito saat peresmian Galeri Investasi BEI ke-250 di Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Universitas Udayana, Bali beberapa waktu lalu.
Tito menyampaikan Galeri Investasi BEI dibentuk atas kerjasama dengan konsep 3 in 1 antara BEI, Perguruan Tinggi dan Anggota Bursa. Saat ini BEI telah mengoperasikan 250 Galeri Investasi BEI di seluruh Indonesia. BEI, menurut Tito, cukup gencar mendirikan Galeri Investasi karena dianggap efektif menyampaikan informasi secara utuh kepada masyarakat tentang manfaat pasar modal.
Sejak awal tahun 2017, BEI menurutnya telah mendirikan 10 Galeri Investasi baru, termasuk yang paling anyar di FEB Universitas Udayana. Sosialisasi dan edukasi yang gencar dilakukan termasuk melalui Galeri Investasi BEI menurutnya berdampak positif bagi penambahan jumlah investor di pasar modal. “Tahun lalu jumlah investor kita naik 30% karena gencarnya sosialisasi dan edukasi,” ujarnya.
Animo masyarakat untuk masuk pasar modal menurutnya dipicu oleh tingkat returnPasar Modal Indonesia yang menggiurkan. Bahkan tertinggi dibanding bursa-bursa saham dunia dalam periode 10 tahun terakhir (1996-2006) yang mencapai 193,36%. Sementara sepanjang tahun 2006 (year to date) return investasi di pasar saham yang tercermin dari pertumbuhan indeks harga saham gabungan mencapai 15,32%, tertinggi kedua di Asia Pasific atau tertinggi kelima dari bursa saham dunia.
Penyampaikan informasi tentang manfaat pasar modal secara utuh melalui Galeri Investasi BEI disambut antusias oleh Dekan FEB Universitas Udayana, I Nyoman Mahendra Yasa. Sebab diakuinya masyarakat Bali sebenarnya telah mengenal instrumen pasar modal, namun enggan berinvestasi karena hanya mengetahui tingkat risikonya.
Padahal pasar modal menawarkan potensi keuntungan investasi yang jauh melebihi instrumen investasi lain, seperti deposito. “Ini disebabkan belum sempurnanya informasi ke masyarakat,” ujarnya saat menyampaikan pidato sambutan pada Peresmian Geleri Investasi BEI di Kampus FEB Universitas Udayana, Bali.
Galeri Investasi BEI tersebut menurut Mahendra diharapkan dapat memberi kejelasan tentang manfaat dan potensi keuntungan pasar modal, termasuk upaya mengenalkan strategi investasi agar masyarakat dapat mengelola risiko investasi secara benar. (Tim BEI)
(Rizkie Fauzian)