JAKARTA - Serangan hacker lewat sebuah malware yang dikenal dengan ransomware WannaCry telah membuat perusahaan di seluruh dunia waswas dan mempersiapkan diri menghadapi serangan siber baru. Pasalnya, ransomware telah menyerang aktivitas pabrik mobil, rumah sakit, sekolah, dan organisasi lainnya di sekira 100 negara.
Merespons wabah tersebut, Direktur Utama (Dirut) PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Friderica Widyasari Dewi menangani secara serius agar institusinya terhindar dari ancaman hacker. Dia pun mempunyai cara tersendiri untuk mengamankan data nasabah yang jumlahnya sekira 958 ribu investor.
"Untuk khusus ransomware itu betul kami sangat serius menanganinya sejak tadi pagi. Sebenarnya dari kemarin juga sudah berkoordinasi," ujar Friderica dalam acara CEO Talk Okezone, Jakarta, Senin (15/5/2017).
Dirinya mengatakan, pemeriksaan final pun dilakukan sebelum perdagangan dibuka. Hal ini agar lebih mengantisipasi serangan ransomware.
"Persis pagi-pagi tadi kita kumpulkan, semua kita disconnect dulu seluruhnya. Mulai dari pusat data nasabah, karyawan, direksi, hingga komisaris. Kemudian kita periksa ada virus atau tidak. Semuanya aman," ujarnya.
Setelah dipastikan aman, lanjutnya, server mulai di-connect-kan kembali. Dirinya memastikan sampai saat ini KSEI belum merasakan dampak dari virus tersebut.
"Sampai saat ini belum terjadi apa-apa," ujarnya.
Jauh sebelum isu ini merebak, lanjutnya, KSEI sudah memiliki standar persyaratan pengamanan yang berlapis serta memenuhi sejumlah ketentuan audit dari berbagai pihak termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saat ini, sistem keamanan IT KSEI sudah memenuhi standar ISO/IEC 27001:2005 Information Technology.
(Fakhri Rezy)