JAKARTA – PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menjabarkan penghitungan ulang untuk proyek Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek. Hasilnya, ada penurunan yang cukup signifikan di proyek tersebut.
Di hadapan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan, awalnya keseluruhan biaya untuk LRT Jabodebek sekira Rp23,3 triliun. Lalu setelah melakukan penghitungan lebih lanjut, ada penurunan biaya menjadi Rp19,7 triliun.
"Sampai saat ini progres pembangunannya sudah 17,5%," jelasnya di Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Baca juga: Sri Mulyani Minta Modal Rp2 Triliun untuk Proyek LRT Jabodebek
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp2 triliun untuk PT Kereta Api Indonesia (KAI). Penambahan ini dimasukkan ke Penanaman Modal Negara (PMN) yang akan digunakan untuk menambah anggaran Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek.
Namun, Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) belum menyetujui penambahan modal tersebut. Pembiayaan LRT yang sudah terpakai berasal dari pemerintah, yakni Adhi Karya sebesar Rp1,4 triliun dan dana talangan Adhi Karya sebesar Rp2,3 triliun.
"Sisanya di KAI Rp7,6 triliun," tukasnya.