"Sehingga konsumen tidak perlu beli beras pada harga Rp10.500 tapi beli pada harga Rp9.000 per kg, dengan ini semua orang dirantai distribusi baik produsen maupun middle men yang ada dirantai distribusi dan konsumen menikmati benefit sehingga semua orang tersenyum,"sambungnnya.
Produsen tersenyum, kata Syarkawi, karena pembelian dan daya beli konsumen tinggi. Selai itu, pedagang beras turut tersenyum karena bisa mendapat keuntungan Rp1.000. Kemudian kosnumen bisa tersenyum karena harga jual beras tidak lagi Rp10.500, tapi bisa turun ke Rp9.000.
"Memang ini tidak bisa dicapai dalam jangka pendek, ini butuh waktu menengah dan jangka panjang. Saya kira ini yang harus didorong ke depan sehingga tata niaga beras ini jauh lebih adil,"tuturnya.
(Fakhri Rezy)