Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ramai Kasus Oplosan hingga HET, Mendag Temui Pengusaha Beras di Cipinang

Feby Novalius , Jurnalis-Jum'at, 28 Juli 2017 |09:39 WIB
Ramai Kasus Oplosan hingga HET, Mendag Temui Pengusaha Beras di Cipinang
Foto: (Feby/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melakukan inspeksi dadakan (sidak) ke Pasar Induk Beras Cipinang. Sebagaimana diketahui dalam beberapa hari ini aktivitas penjualan beras di sentra pasar tersebut mengalami penurunan.

Pantauan Okezone, Jumat (28/7/2017), di Pasar Induk Beras Cipinang tepatnya di kantor PT Food Station Tjipinang Jaya, sudah tiba Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti dan jajaran pejabat lainnya sekira pukul 09.00 WIB. Sementara menteri Enggar menyusul dalam kedatangannya.

Saat tiba, Enggar langsung memasuki kantor PT Food Station Jaya. Diketahui bahwa ada sejumlah pengusaha beras yang sudah berada di dalam, namun pertemuan tersebut tertutup untuk media.

Sebelumnya, Pedagang Beras sekaligus Pengurus DPP Perpadi Billy Haryanto mengungkapkan adanya ketakutan pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang dalam menjual beras yang harganya sekarang masih ada yang di atas Rp9.000 per kilogram (kg).

(Baca Juga: Pasar Sepi, Pedagang Beras Cipinang Ketakutan Jual Beras di Atas HET)

Menurut dia, jika pedagang tetap menjual beras tersebut yang ada bisa melanggar Peraturan Kementerian Perdagangan No.47 Tahun 2017 yang mengatur tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) beras sebesar Rp9.000 per kg.

Oleh karena itu, untuk aktivitas penjualan beras di Cipinang sekarang sepi dan stok yang masuk rata-rata beras medium atau beras di bawah HET.

"Kita bukan tutup ya, tapi gak ada pengiriman dari daerah. Kalau buka toko, ya tetap buka. Tapi ya gak ada kegiatan. Yang di luar (pedagang) takut jual di atas HET. Kalau dagang (beras) biasa tidak apa-apa, tapi takut jual di atas Rp9.000," tuturnya kepada Okezone.


(Baca Juga: Aktivitas Perdagangan Sepi, Pedagang Beras Minta Besaran HET Direvisi)

Jadi, sambung Billy, aktivitas sekarang yang dilakukan pedagang hanya menghabisi stok yang ada supaya bisa jual beras premium sesuai HET. Padahal, seharusnya harga beras ini masih di atas Rp9.000.

"Jadi pengiriman kita tahan dulu. Stok per hari 3.000 ton dengan penualan kurang lebih segitu. Tapi karena tidak ada pengiriman sekarang tinggal 1.100 ton. Senin itu 2.100 ton. Untuk yang masuk hanya beras medium," tuturnya.

Billy mengatakan, aktivitas di Pasar Induk Beras Cipinang sepi karena 60% penjualan beras untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya merupakan beras premium. Oleh karena itu, ketika tidak ada pengiriman, maka aktivitas penjualan pun sepi.

"60% mas Jakarta kan khususnya premium. Kalau di Pulau biaya ongkosnya 500 per kg, kalau harga sama di Jawa enggak bisa," tandasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement