Dari angka-angka yang dipaparkan, mantan Direktur Utama Angkasa Pura II ini mengatakan, terlihat ada suatu asumsi yang cukup realistis terkait tarif kereta api. Angka Rp12.000 untuk sekali perjalanan menjadi angka wajar dengan pemberian subsidi di dalamnya.
Tapi, sambung Budi, angka subsidi sebesar Rp16 triliun dalam 12 tahun tersebut tentu pada akhirnya bisa turun dengan bertambahnya jumlah penumpang. Di mana asumsinya, penumpang sebanyak 116.000, pertumbuhan 5% per tahun dengan tarif Rp12.000. Artinya ketika pertumbuhan bisa naik di atas 5% maka subsidi turun.
"Jadi bahwa subsidi akan hilang apabila itu bisa dilakukan, ada harapan juga dalam diskusi dipikirkan swasta dilibatkan lebih banyak sehingga TOD itu nanti akan dibuat semacam TOR dan kita akan lelang pada swasta, tidak dikerjakan KAI," tukasnya.
(Dani Jumadil Akhir)