Arcandra menyebut bahwa penggunaan kendaraan bermesin mencemari udara karena menggunakan bahan bakar petroleum. Sehingga di canangkan mobil dengan tenaga listrik agar nantinya 25% penggunan petroleum bisa dikurangi karena tidak menghasilkan CO2.
"Salah satu penyumbang efek gas rumah kaca adalah petroleum product. Maka kita dorong mobil listrik ini. Salah satunya untuk mengurangi efek gas rumah kaca," jelasnya.
"Mobil listrik komponen yang listrik tergantikan 25%, 75% masih yang sekarang ini. Dari 75% berapa persen dari produk petrolium? Kita masih bergantung pakai patrolium produk. Untuk menjadikan pembangunan Energi Baru Terbarukan (EBT) itu diperlukan," imbuh Arcandra.
Namun ia mengatakan langkah ini memang tidak akan sepenuhnya mengurangi emisi dari penggunaan petroleum. "Untuk menghilangkan 100% itu belum. Tapi perlahan-lahan energi fosil bisa kita hilangkan," tukasnya.
(Dani Jumadil Akhir)