Banyak bankir meramalkan properti milik Sy akan tumbang, karena dia merupakan pendatang di daerah tersebut. Meski demikian, Sy tidak terpengaruh dengan kritik tersebut. Bersenjatakan tekad dan optimisme, dia bertahan dan membuka department store dan supermarket pada 1985.
Baca Juga: RAHASIA SUKSES: Bisnis Nyonya Meneer Berawal dari Peralatan Dapur
Pada saat yang hampir bersamaan, perusahaan sepatunya Shoemart Makati, menghadapi pemogokan. Sy hampir saja menyerah, jika karyawan dan pelanggannya tidak mendorong dia untuk bertahan. Pada saat itu, dia memutuskan bahwa gangguan pemogokan bahan baku seharusnya tidak mengalahkannya atau menguranginya sasarannya.
Sejak saat itu, dia pun semakin bertekad melanjutkan bisnis yang sudah ada. Sejalan dengan itu, dia pun mulai memperluas pembangunan mal. Sayangnya, ekspansi itu bukan tanpa kesulitan. Saat membangun Sta. Mesa dan Megamall, dia dihadapkan pada penundaan pembangunan karena kekurangan semen dan kudeta pada 1989.
Bahkan, ketika krisis Asia 1997 terjadi, dia tengah merencanakan ekspansi malnya, termasuk Mall of Asia, yang kemudian diperkirakan menjadi mal terbesar di kawasan ini. Merasakan dampak tsunami dari krisis yang meluas di wilayah ini, dia pun memutuskan untuk mengubah rencananya. Dia menunda pembukaan Mall of Asia, dan melanjutkan pembukaan mal lainnya.
Menurutnya, untuk menjadi sukses seorang pengusaha harus menemukan kesempatan, bukan menunggu kesempatan. Krisis dan kelemahan menunjukkan seseorang bisa mencari peluang. Mengubah masalah menjadi peluang bisa membawa keuntungan yang baik. Kemakmuran dan pertumbuhan datang hanya pada bisnis yang secara sistematis memanfaatkan potensinya dan secara sistematis mengoptimalkan kinerjanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)