"Ada menyamar jadi pegawai bank dan memalsukan, menggunakan Id bank. Mereka bertindak seolah SPG. Kadang kehati-hatian dari customer juga penting. Kita tahu enggak gampang. Misal telepon dan tau punya bank di mana pura-pura dari bank kadang masyarakat kurang aware. Sumbernya beragam," jelasnya.
Untuk itu, menurut dia masyarakat perlu disosialisasi agar ke depannya lebih berhati-hati dalam menggunakan data-data yang dimilikinya. Sebab ada oknum yang mengincar data mereka.
3. Hati-Hati saat Belanja Online
Sama halnya dengan mengisi formulir, Anda juga perlu berhati-hati saat mengisi data di online shop. Sebab, hingga kini belum ada lembaga yang mengawasi keamanan belanja secara online.
Misalnya, setiap melakukan pembelian, maka penjual akan meminta tiga digit terakhir nomor kartu.
"Itu siapa yang ngatur keamanannya di toko online? Belum ada kan. Kalau bank very regulated, ada banknya, diawasi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Bisa ketahuan dari situ," ungkap Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk Rohan Hafas.
4. Hati-Hati saat Menggunakan Kartu Kredit
Tak disangka, ternyata saat kartu kredit digesek pada mesin kasir, data Anda bisa terekam secara otomatis. Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk Rohan Hafas mengatakan, sejatinya transaksi kartu kredit cukup dengan menggesekkan kartu ke mesin EDC. Tidak perlu digesek ke mesin kasir.
Baca Juga: Dirut BRI Bakal Pecat Karyawan yang Berani Jual Data Nasabah!
Pertama menggesekkan kartu kredit atau debit ke mesin EDC, kemudian kasir menggesekkan lagi ke keybord komputer atau mesin cash register yang ada di kasir. Padahal sudah cukup dengan menggesekkan ke ECD. Jangan mau, karena itu merekam data nasabah di komputer atau hardisk PC mereka," jelasnya.
Dirinya menjelaskan jika selama ini sudah ada kerjasama khusus antara pihak perbankan dan merchant dalam menjaga kerahasiaan nasabah.
"Sebetulnya sudah ada kerjasama khusus, tapi biasanya manager yang bertugas di lapangan dan pihak Visa-nya sendiri, karena itu kan link sama Visa, semua EDC kan harus ada Hub-nya, nah itu Visa, seharusnya mereka bisa me-maintance kasirnya," kata Rohan.
Rohan menambahkan, saat ini sistem yang digunakan Indonesia belum menerapkan sistem integrasi antara mesin cash register atau keyboard komputer dengan perbankan. Berbeda dengan di negara maju yang sudah menerapkan hal tersebut.
"Kasir itu seharusnya kan input data manual bukan digesek ke PC, tapi mereka malas ketiknya. Kalau di luar negeri kan mesin kasirnya langsung ke bank. Kalau di kita masih sendiri-sendiri," tambahnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)