JAKARTA - Pemerintah mencatat nilai ekspor Indonesia terhadap komoditas hewan ternak terus mengalami kenaikan. Hingga saat ini nilai ekspor dari hewan ternak Indonesia mengalami kenaikan mencapai 22%.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam acara Jambore Peternakan Nasional 2017 di Bumi Perkemahan dan Wisata (Buperta), Cibubur, Jakarta Timur.
Baca Juga: Jokowi Kumpul Bareng dengan 1.200 Peternak di Cibubur, Apa yang Dibahas?
"Nilai ekspor peternakan kita naik 22%. Kita sudah ekspor kambing, ayam ke beberapa negara, termasuk babi masuk ke Singapura," ungkapnya di Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (24/9/2017).
Menurutnya, saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) punya program upaya khusus (Upsus) Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab). Melalui program tersebut, semua sapi diwajibkan untuk berkembangbiak. Dengan demikian, tidak boleh ada lagi sapi yang tidak bunting berkeliaran di Indonesia.
Baca Juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, Kementan Dorong Swasembada hingga Atasi Keterbatasan Petani
"Tahun lalu 1,4 juta ekor sapi yang lahir (Dari Siwab). Nilainya selama 2 tahun itu Rp70 triliun," jelasnya.
Mentan Amran mengatakan target swasembada protein sebenarnya telah tercapai dengan naiknya nilai ekspor setiap tahun. Hanya saja saat ini Indonesia perlu mewujudkan swasembada khusus sapi sehingga tidak mengandalkan impor saja.
Baca Juga: Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045, Kementan Target Swasembada Jagung hingga Daging Sapi
"Kita sebenarnya sudah swasembada protein tapi kita selalu bilang swasembada daging sapi. Untuk mencapai swasembada, kami yakin bisa lebih cepat," tukasnya.
(tro)
(rhs)