"Kesepakatan itu menjadi awal untuk bisa mengembangkan lapangan gas JTB, karena sudah ada pembelinya," ujarnya.
Lapangan JTB yang memiliki kompleksitas tinggi dengan kandungan CO2 34%, fasilitas pemrosesan gas 330 juta kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMSCFD), dan produksi gas jual 172 MMSCFD akan dimulai pengeborannya setelah PEPC menunjuk PT Rekayasa Industri (Rekind) dan PT Japan Gas Corporation yang sudah memenangkan tender.
Massa mengatakan dengan berbagai kemajuan proyek tersebut, Pertamina optimistis Lapangan JTB akan berproduksi 2021 dan sekaligus mempercepat utilisasi pipa transmisi gas Gresik-Semarang.
"Pemanfaatan gas bisa diperluas, sehingga proyek-proyek yang sempat tertunda dan keekonomiannya diragukan, akan kembali berjalan satu per satu dan menggerakkan perekonomian di Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Dirut Pertamina.
Massa juga menambahkan, saat ini, Pertamina melalui anak perusahaan, PT Pertamina Gas (Pertagas) tengah menyelesaikan pembangunan pipa Gresik-Semarang sepanjang 267 km dengan nilai investasi sekitar US$515,7 juta.