Dirinya menyayangkan Sri Mulyani yang membuat surat yang ditujukan kepada Menteri BUMN dan Menteri ESDM mencuat ke publik. Akibat tersebarnya informasi dari isi surat tersebut, menurut Rizal bisa memberikan dampak negatif yang tak bisa disepelekan.
Dalam surat bernomor S-781/MK.08/2017 itu, ada beberapa poin yang disampaikan Sri Mulyani. Poin pertama berbunyi:
Baca juga: Soal Risiko Gagal Bayar PLN, Kementerian BUMN: Kondisi Likuiditas Selalu Dijaga
Kinerja PLN ditinjau dari sisi keuangan terus mengalami penurunan seiring dengan semakin besarnya kewajiban korporasi untuk memenuhi pembayaran pokok dan bunga pinjaman yang tidak didukung dengan pertumbuhan kas bersih operasi. Hal ini menyebabkan dalam tiga tahun terakhir, Kementerian Keuangan harus mengajukan permintaan waiver kepada pemberi pinjaman (lender) PLN sebagai dampak terlanggarnya kewajiban pemenuhan covenant PLN dalam perjanjian pinjaman untuk menghindari cross default utang PLN yang mendapatkan jaminan pemerintah.
"Apa maksud Menkeu (Menteri Keuangan) Mbok (Ibu) Sri bocorkan "PLN beresiko default"? Bisa bikin panik bondholders (pemegang surat utang PLN) lho? Atau buntutnya mau pecah-pecah dan jual PLN seperti saran Bank Dunia, liberalilsasi habis sektor energi?" tanya Rizal.
Baca juga: Dikirimi 'Surat Cinta' oleh Sri Mulyani, Kementeran ESDM Lakukan Konsolidasi!