JAKARTA - Perkembangan teknologi dinilai mampu memberikan manfaat positif bagi sektor industri dalam meningkatkan kinerja mereka. Sayangnya hal itu belum mampu dioptimalkan oleh seluruh industri.
Sebagaimana diketahui, kemajuan teknologi telah memunculkan bisnis baru yang bergerak di bidang transportasi, yakni transportasi berbasis online. Bahkan kehadirannya dinilai menjadi ancaman bagi perusahaan taksi konvensional.
Direktur Utama TAXI Benny Setiawan memaparkan tantangan bagi perusahaan taksi konvensional beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Yang menjadi persoalan adalah terkait sumber daya manusianya (SDM).
"Sebenernya supir ada dua tipe, ada yang tua dan muda. Kalau online yang muda. Kalau di kita yang sudah 20-30 tahun kerja. Kalau mau dipaksa mereka ambil online, enggak ngerti, susah," kata dia di Jakarta, Jumat (6/10/2017).
Baca Juga: Dampak Rencana PHK, Saham Taksi Express Turun 2,5%
Kondisi tersebut turut mendorong pihaknya untuk merekrut lebih banyak driver muda. Pasalnya diver muda dinilai lebih mudah dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi terkini. Saat ini sendiri, jumlah seluruh driver taksi milik Express Group ada sekira 17.000 dan diperkirakan separuhnya yang aktif.
"Jadi yang terjadi adalah saya butuh 1.000, kenapa saya akan targetkan ke pengemudi yang lebih muda? yang lebih ngerti teknologi, adaptasinya. Kalau tua susah. Kalau yang 17.000 kita paksa semua, kadang masih ada keragu-raguan (menggunakan sistem online)," jelasnya.
Baca Juga: Waduh, Taxi Express Berencana Lakukan PHK dan Jual Aset
Dia menambahkan, meski pihaknya kini fokus merekrut pengemudi muda, namun untuk driver tua yang saat ini menjadi pengemudi taksi dari Express Group juga akan dibantu untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi, sehingga mereka bisa menjajal sistem online dalam mendapatkan penumpang. "Target kita itu supaya ada balance. Penanganan yang tua beda. Pelan-pelan kita ubah pola pikir mereka," tandasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)