Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sulit Kembangkan Etanol, Indonesia Pilih Barter dengan Biodiesel Thailand

Feby Novalius , Jurnalis-Kamis, 12 Oktober 2017 |15:01 WIB
Sulit Kembangkan Etanol, Indonesia Pilih <i>Barter</i> dengan Biodiesel Thailand
Anggota DEN. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah mendorong penggunaan bioetanol sebagai alternatif pilihan bahan bakar terdepan. Namun, ada kendala lain karena harga jual bahan bakar berbasis etanol masih mahal ketimbang pertamax dan bahan bakar sejenisnya.

Anggota DEN Rinaldy Dalimi mengatakan, selama ini etanol digunakan pada bahan makanan dan selebihnya di ekspor. Jika ingin digunakan sebagai bahan bakar, maka fuel grade etanol harus ditingkatkan sampai 99,5%.

Peningkatan grade inilah yang menyebabkan biaya etanol menjadi mahal jika ingin dijadikan bahan campuran bahan bakar solar. Dia melanjutkan, pembahasan bioetanol memang belum detail meskipun ada rencana untuk melakukan swap dengan Thailand.

"Jadi Thailand kasih ke kita etanol, kita kasih ke Thailand biodiesel. Etanol Thailand yang sudah fuel grade," ujarnya di Gedung Heritage, Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (12/10/2017).

Baca Juga: Usul DEN: Penerapan Biodiesel 30% Ditunda hingga 2030

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement