JAKARTA - Dewan Energi Nasional (DEN) menjelaskan program B20 atau penggunaan bahan bakar yang dicampurkan dengan minyak organik masih harus dikaji secara mendalam, terkhusus jika aplikasi ini diterapkan pada arsenal militer.
"Biodiesel B20 masih ada kendalanya untuk kendaraan alat berat, bahkan masih ada keberatan pada alusista dan lokomotif untuk menerapkan B20 serta menggunakan ke B30 pada 2030 perlu dikaji lagi agar tidak menimbulkan dampak yang ada," kata anggota DEN Syamsir Abduh, di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (12/10/2017).
Lebih lanjut dia menjelaskan, arsenal militer menjadi fokus tersendiri sebab memiliki teknis penggunaan mesin yang lebih komplek.
Baca juga: Waduh, Biodiesel 20% Kurang Baik untuk Bahan Bakar Alutsista hingga Kendaraan Alat Berat
Apabila solar dicampurkan dengan minyak nabati --semisal minyak kepala sawit-- dikhawatirkan pada sistem filter mesin akan muncul kerak setelah detonasi internal di ruang bakar terjadi. Pada jangan menengah-panjang, mesin menjadi tidak bekerja maksimal, mogok, dan rusak parah.
"Kalau alat perang khan tidak boleh mogok. Bisa gawat nanti pas di medan tempur, oleh karena itu masih membutuhkan kajian lagi lebih luas penggunaannya," katanya.
Ada kemungkinan penerapan program B20 mundur dari waktu yang ditentukan. Namun itu masih dalam tahap pembicaraan dan DEN masih mengharapkan kajian berjalan sesuai target perencanaan, yaitu pada 2020.