JAKARTA - Pertemuan Tahunan International Monetary Funds-World Bank (IMF-WB Annual Meetings) 2017 yang dihadiri para Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dunia pada 13-15 Oktober 2017 telah berakhir dengan membawa optimisme yang lebih kuat terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global, yaitu sebesar 3,6% di 2017 dan 3,7% di 2018.
Perbaikan pertumbuhan ekonomi tersebut terjadi secara merata di negara maju maupun negara berkembang.
Bank Indonesia menyambut baik optimisme prospek ekonomi global tersebut mengingat dampak positifnya bagi ekonomi Indonesia. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hadir dalam rangkaian IMF-WB Annual Meetings tersebut.
Pada pertemuan tersebut, para Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dunia bersepakat untuk tetap menjaga tren perbaikan perekonomian global dengan memanfaatkan momentum ini sebagai peluang (window of opportunity) untuk memaksimalkan reformasi struktural yang sedang dijalankan.
Hal ini sejalan dengan masih adanya potensi risiko yang patut diwaspadai ke depan, seperti risiko geopolitik, ketidakpastian kebijakan yang berdampak langsung pada sentimen global, penyesuaian harga aset, pengetatan di sektor keuangan yang berdampak pada negara berkembang, dan kemungkinan perlambatan ekonomi China.
Sebagai respons kebijakan untuk menghadapi hal tersebut, diperlukan reformasi kebijakan moneter, fiskal dan struktural serta memperkokoh kerja sama guna mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko yang dapat mengubah arah pertumbuhan ekonomi global dalam jangka menengah.
“Kebijakan Indonesia saat ini telah sejalan dengan respon kebijakan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan perekonomian global ke depan," kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (19/10/2017).
Untuk itu, lanjut Agus upaya untuk melanjutkan reformasi perlu terus dijalankan. Bank Indonesia dalam hal ini terus berupaya untuk menjaga kestabilan makroekonomi dan sistem keuangan di tengah upaya pemulihan ekonomi domestik serta terus menjalankan upaya pendalaman pasar keuangan untuk meningkatkan resiliensi ekonomi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)