Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Gaji Anda Tak Pernah Cukup? Coba Bedakan Irit dan Pelit

Agregasi Cermati.com , Jurnalis-Sabtu, 21 Oktober 2017 |23:29 WIB
Gaji Anda Tak Pernah Cukup? Coba Bedakan Irit dan Pelit
Ilustrasi: Shutterstock
A
A
A

Jadi mengejar dan menikmati kesenangan dari materi sebagai tujuan utama dalam hidup ini adalah yang sebenarnya bisa membuat berapa pun gaji diterima akan terasa kurang terus. Jadi, bijaklah membelanjakan uang Anda dengan tidak membeli barang yang tidak perlu. Jauhkan dari hanya sekedar ‘ingin’ ketika pergi ke pusat perbelanjaan dan tempat-tempat kuliner.

2. Kebiasaan Merokok dan Minum Alkohol

Musuh pertama dari sikap hidup hemat adalah gaya hidup kita sendiri. Salah satu gaya hidup orang yang sebenarnya buruk dan jelas berdampak langsung bagi kesehatan adalah kebiasaan merokok. Setidaknya bila masih terus hendak memelihara kebiasaan merokok maka perhatikan hitungan berikut ini :

1 bungkus rokok : Rp20.000

1 Minggu : 7 bungkus x Rp20.000 = Rp140.000

1 Bulan : 30 bungkus x Rp20.000 = Rp600.000

1 Tahun : 365 bungkus rokok x Rp20.000 = Rp7.300.000

Perhitungan ini adalah asumsi dasar bahwa dalam sehari, seorang perokok bisa menghabiskan satu bungkus rokok. Kelihatannya mungkin kecil tapi pada dasarnya ini sama saja dengan 20 % dari gaji perbulan yang didapatkan, dengan asumsi gaji adalah Rp3.000.000 per bulan. Tentu kalkulasi ini terus bertambah bila jumlah bungkus rokok yang dihabiskan lebih banyak. Ini hanya satu kebiasaan buruk saja, bayangkan bila ditambah dengan kebiasaan buruk lainnya.

Begitu juga dengan kebiasaan mengonsumsi minuman alkohol. Selain dampaknya yang buruk bagi kesehatan yang ujung-ujungnya juga bisa menelan biaya perawatan dan pengobatan apabila mengidap suatu penyakit akibat minuman ini, alkohol juga dikenal dengan harganya yang tidak semurah minuman ringan.

3. Tidak Bisa Membedakan Mana Irit dan Mana Yang Pelit

“Jangan sampai mau untung malah buntung”, ada yang bilang demikian. Terkadang sikap demikan kerap terjadi. Maksudnya ingin irit, malahan terkesan pelit yang ujung-ujungnya jadi rugi lebih banyak.

Sebagai contoh adalah kasus parkir liar, karena orang enggan membayar lebih mahal untuk parkir resmi. Kelihatannya memang murah, karena hanya 2000 sekali parkir, tapi bila dikalikan tentu bisa jadi besar. Ini hanya dari segi biaya parkirnya, yang tidak kelihatan justru adalah risikonya, karena bisa jadi mobil terserempet kendaraan lain, tertabrak, dan yang lebih parah adalah hilang karena dicuri.

4. Obsesi Mengejar ‘Obral’ dan Diskon

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement