JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) lebih menghemat pengeluaran pemerintah dibandingkan dengan transaksi tunai.
Direktur Program Elektronifikasi Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Pungky Purnomo Wibowo mengatakan hal ini terlihat dari pemberian bantuan subsidi Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah menggunakan kartu.
"Kalau melalui non tunai bisa lebih hemat," ungkapnya dalam Forum Diskusi MNC Trijaya Radio di Financial Hall, Graha CIMB Niaga, Jakarta, Jumat (27/10/2017).
Baca juga: Lika-Liku Penerapan Transaksi Nontunai di Ruas Tol, dari Mesin hingga Pengguna Kartu
Menurutnya, dengan pemberian subsidi menggunakan kartu menghemat dana Pemerintah hingga Rp800 miliar per tahunnya. Pasalnya dengan subsidi uang cash, pemerintah harus mengeluarkan biaya kirim uang hingga biaya transportasi untuk memberikan uang.
"Dulu kan menyalurkan dana untuk satu bantuan sosial dilakukan secara tunai itu biayanya kita harus mengeluarka sekitar Rp9.000 - Rp13.000 per transaksi, kalau non tunai melalui bank Himbara yang menyalurkan taidak ada biaya alias nol," jelasnya.
Baca Juga: Jelang Penerapan E-Toll, Kementerian PUPR: Jangan Lupa Cek Saldo
Dia menambahkan, dana sekitar Rp800 miliar itu dari 10 juta masyarakat yang harus disalurkan setiap bulannya dan dalam setahun maka kerugian yang ditimbulkan sangat besar. "Artinya pemerintah menghemat dana Rp800 miliar untuk penyalurannya," tukasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)