Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Penyederhanaan Golongan Listrik Dinilai "Buah" Kesalahan Perencanaan PLN

Rizkie Fauzian , Jurnalis-Rabu, 15 November 2017 |15:07 WIB
Penyederhanaan Golongan Listrik Dinilai
Ilustrasi: Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Greenpeace Indonesia memprotes keras keinginan PT PLN (Persero) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menaikkan dan menyeragamkan daya listrik rumah tangga menjadi 5.500 volt ampere (va). Kenaikan daya listrik ini selain akan meningkatkan tagihan listrik bulanan masyarakat, secara tidak langsung akan memicu pemborosan listrik.

Hal ini justru tidak akan mengedukasi masyarakat untuk melakukan penghematan dan bertentangan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang menggalakkan efisiensi dan konservasi energi. Kalau langkah ini dengan sengaja diambil untuk meningkatkan konsumsi listrik di tengah situasi kapasitas berlebih yang dialami oleh PLN, ini jelas tidak adil bagi masyarakat.

Baca juga: Penyederhanaan Golongan Listrik, YLKI: Beban Ekonomi Kian Tinggi

“Kapasitas berlebih itu jelas sebuah kesalahan perencanaan listrik yang dibuat oleh PLN dan disahkan oleh ESDM. Lantas kenapa harus masyarakat yang menanggung kerugiannya?” ungkap Juru kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Hindun Mulaika dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/11/2017).

Satu-satunya cara untuk keluar dari permasalahan kapasitas berlebih ini adalah dengan dibatalkannya pembangunan PLTU-PLTU batubara raksasa di Jawa-Bali. Semua proyek PLTU batubara yang sudah mendapatkan kontrak Power Purchase Agreement (PPA) juga harus dikaji ulang urgensinya. “Kalau memang sudah melebihi batas proyeksi kebutuhan listrik, kenapa tidak dihentikan saja?” ujar Hindun.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement